Tim pengabdian
masyarakat yang dipimpin oleh Dr. Jamilah, M.Sn., telah memperkenalkan inovasi
terbaru dalam dunia seni tari melalui proyek Program Kemitraan Masyarakat (PKM)
"Integrasi Teknologi Virtual Reality (VR) untuk Menghadirkan Pengalaman
Interaktif dalam Tari Paduppa". Tim ini juga beranggotakan Nurachmy
Sahnir, S.Pd., M.Pd., serta Bau Salawati, S.Pd., M.Sn., yang secara kolaboratif
mengembangkan program ini. Penelitian dan pengembangan proyek ini dilakukan di
Fakultas Seni dan Desain, Universitas Negeri Makassar, dengan melibatkan
mahasiswa dari Program Studi Seni Pertunjukan sebagai mitra utama. Kegiatan
utama proyek ini dilaksanakan pada tanggal 14 November 2024.

Proyek
ini bertujuan untuk menggabungkan teknologi modern dengan tradisi lokal, khususnya
dalam memperkenalkan Tari Paduppa kepada generasi muda maupun khalayak
internasional melalui pengalaman berbasis Virtual Reality (VR). Dengan
teknologi ini, pengguna dapat merasakan pengalaman interaktif yang mendalam,
seolah-olah mereka terlibat langsung dalam pertunjukan tari tradisional
Sulawesi Selatan tersebut.
Kegiatan
ini terdiri dari beberapa tahapan utama dalam pemberian materi kepada peserta.
Tahapan dimulai dengan pembukaan oleh Dr. Jamilah, M.Sn., yang menjelaskan
tujuan program dan pentingnya pelestarian Tari Paduppa. Peserta kemudian
dikenalkan dengan konsep Tari Paduppa, meliputi sejarah, makna filosofis, dan
nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya. Setelah itu, tim memberikan
materi tentang dasar-dasar teknologi Virtual Reality (VR), termasuk perangkat
yang digunakan serta bagaimana teknologi ini diintegrasikan ke dalam seni tari.
Untuk memberikan gambaran praktis, peserta diperlihatkan contoh-contoh aplikasi
VR dalam seni pertunjukan.

Tahapan
berikutnya adalah workshop dan simulasi interaktif, di mana peserta diajak
mencoba langsung perangkat VR untuk merasakan pengalaman interaktif dalam Tari
Paduppa. Dalam sesi ini, mahasiswa Seni Pertunjukan yang menjadi mitra program
berperan aktif membantu peserta memahami teknis penggunaan perangkat dan konten
VR. Kegiatan ditutup dengan diskusi dan refleksi, di mana peserta mengevaluasi
pengalaman mereka selama kegiatan, memberikan masukan, serta memberikan saran
terkait pengembangan lebih lanjut dari teknologi ini dalam seni pertunjukan tradisional
lainnya.
Dr.
Jamilah, selaku ketua tim pengabdian, menjelaskan bahwa langkah ini merupakan
bagian dari upaya untuk melestarikan budaya lokal sekaligus menyesuaikan dengan
perkembangan teknologi yang semakin pesat. “Kami ingin memastikan budaya lokal
kita tetap relevan dan menarik bagi generasi muda, dengan menghadirkan
pengalaman baru yang menggabungkan seni dan teknologi,” ujarnya. Nurachmy Sahnir, salah satu anggota tim,
menambahkan bahwa proyek ini tidak hanya melibatkan teknologi, tetapi juga
mengedepankan aspek edukasi. “Melalui program ini, kami berharap masyarakat
tidak hanya menikmati keindahan tari Paduppa, tetapi juga memahami makna dan
nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya,” katanya.
Sementara
itu, Bau Salawati, anggota tim lainnya, menyebutkan bahwa proses pembuatan
program VR ini melibatkan kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk seniman
tari, pengembang teknologi VR, dan mahasiswa Seni Pertunjukan Universitas
Negeri Makassar. “Sinergi ini penting untuk memastikan bahwa hasil akhir
benar-benar merepresentasikan keaslian Tari Paduppa dan memberikan pengalaman
yang autentik bagi pengguna,” jelasnya.
Pengabdian
yang dilakukan di Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar ini juga
menjadi wadah pembelajaran bagi mahasiswa Seni Pertunjukan. Mereka tidak hanya
berperan sebagai mitra, tetapi juga terlibat langsung dalam pengembangan konsep
dan konten tari berbasis teknologi VR, yang menjadi pengalaman berharga bagi
mereka untuk mengasah kemampuan seni sekaligus adaptasi teknologi. Proyek ini
sekaligus menjadi bukti bahwa seni tradisional dan teknologi modern dapat
berjalan beriringan, menciptakan harmoni antara warisan budaya dan inovasi.